Jumat, 08 Februari 2008

Hari Pers Bodrek Nasional

Saya sangat bangga dengan sikapnya yang suka menyanjung, SBY menggunakan trik memuji pers saya yakin karena ingin namanya juga terus dibesarkan oleh pers. Padahal pers sendiri di Indonesia tak bisa melakukan perubahan yang diharapkan oleh masyarakat indonesia.
Saya sedih lagi kalau ada masyarakat yang menganggap pers itu kekuatan sosial, walah tai kucing itu.
Pers indonesia lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya, saya rasakan itu selama saya bekerja diindustri pers sejak 1993 hingga sekarang.
Apalagi kalau ada orang menganggap wartawan itu hebat, masya alloh... Anggapan ini merupakan bentuk murtadisme. Tidak ada yang lebih hebat selain Alloh swt. Saya harap kepada semua siapa saja yang membaca tulisan saya, jangan percaya pers itu hebat. Pers menurut saya tidak lebih dari sekedar lalat atau nyamuk. Bila kita lengah lalat dan nyamuk akan menclok menggigit tubuh kita, yang betul jangan lengah dan usir jika ada lalat atau nyamuk.
Kehadiran presiden ke acara Peringatan Hari Pers Nasional juga berlebihan, hemat saya cukup Menkominfo saja, sebab SBY ada tugas yang lebih penting untuk menysejahterakan masyarakat ketimbang kumpul dengan lalat dan nyamuk. Tapi biarlah mungkin ada tujuan lain atas kehadirannya itu, mungkin beliau titip bakteri pengasihan pada lalat dan nyamuk agar menggetok tularkan penyakit pada khalayak agar dengan penyakit itu masyarakat bersimpati pada SBY.
Yang menarik, para pembicara di seminar dalam rangkaian acara HPN ini adalah : beberapa pendapat yang mengatakan pers harus bangun kepercayaan diri, ha..ha..ha.. kapan pers punya kepercayaan, pers bisa dipercaya jika ada uang. Ada lagi yang mengatakan pers yang baik harus bisa merangkul pembaca muda, ha..ha.. ini lebih koplo lagi!. Saya prihatin anak-anak muda kita mulai diopinikan oleh pers, itu salah. Sebab pers kita saat ini tidak bisa dipake tuntunan, berita yang dikelola pers saat ini selalu ditulis demi amplop, bukan demi kecerdasan bangsa, sudahlah jangan alasan dan jangan membantah, silit semua!. Entah kawula muda kita sadar atau tidak, bahwa dirinya jiwanya sedang digiring perlahan-lahan oleh pers untuk selalu percaya pada media. Kalau kita ingat hadits nabi bahwa ada dua perkara yang beliau tinggalkan pada umat manusia, jika manusia memegangnya niscaya akan selamat sampai akhirat, apa dua perkara itu?
Alqur'an dan Hadits, bukan media ataupun pers!.

Tidak ada komentar: